Asam Kaba, Asam Manis Dari Sleman

Di Asembagus, Sleman, masyarakat menyebut asam manis dengan sebutan "asam kaba". Artinya buah asam yang manis. Daun asam kaba lebih halus dan lebih keriting jika dibandingkan dengan daun asam biasa. Masyarakat Asembagus, bahkan termasuk anak- anakpun dapat dengan mudah membedakan pohon asam biasa dan asam yang rasanya manis hanya dengan melihat sosok pohonnya. Dagingnya tebal, kering, tanpa aroma. Rasanya tidak manis. Bijinya kecil, tipis dan sering sudah berakar di dalam daging buah. Durian aneh ini dimiliki seorang penggemar tanaman di Cipete Muara, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Durian itu berbuah pertama kalinya pada umur tiga tahun," cerita Nyonya Tanto Santoso mengenai tanaman Duriannya. Pohonnya tumbuh di tepi tembok pagar rumah bersama tanaman lain, seperti mangga dan jambu. Pertumbuhan Duriannya ternaungi oleh pohon-pohon lain yang terdapat di pekarangan. Pohon ini sudah ada sejak tanah pekarangan itu dibeli pada tahun 1981. Saat itu pohonnya masih kecil, umurnya baru sekitar satu tahun. Tahun 1981 Duriannya mulai berbuah dan selanjutnya tak pernah berhenti.



Tebal sekali dagingnya kini pohonnya sudah setinggi lima meter, batangnya berdiameter 30-40 cm, dengan percabangan agak rapat. Daunnya berbentuk jorong (oval), warnanya hijau tua, panjangnya 15-20 cm, lebarnya 10-13 cm. "Pertama kali berbuah, buahnya hanya terdapat di batang pokoknya saja," kata nyonya itu menjelaskan. "Setelah pembuahan yang keempat, baru muncul buah di cabang-cabang pohon. Jumlahnya hanya 3-4 buah per pohon." Walau sedikit jumlahnya, ternyata Durian itu punya keistimewaan. Buahnya yang sudah tua berukuran panjang 70 cm, diameternya 40 cm dan ketebalan kulitnya cuma 0,5 cm. 

Warna kulitnya hijau ketika masih muda, lalu berubah menjadi cokelat setelah mendekati masak. Kalau dibiarkan sampai tua warnanya cokelat tua. "Dagingnya tebal, kuning, kering," katanya menekankan. Tebal dagingnya bisa mencapai satu centimeter. Daminya tebal dan panjang selebar 1-1,5 cm. Bijinya tipis, kecil dan panjangnya 2-2,5 cm. Kadang-kadang bijinya itu sudah berakar panjang di dalam daging buah. Sayangnya, rasa dagingnya tidak manis. "Bahkan kalau sudah terlalu masak rasanya berubah menjadi pahit beralkohol," ungkapnya pada Nature Today mengenai keanehan buah Duriannya.

Bisa dimaniskan? "Durian itu sebenarnya ada rasa manisnya," komentar Ir. Muhammad Razak M.S , seorang peneliti buah-buahan di Bantul. Buktinya, kalau Durian itu dibiarkan masak, rasanya menjadi pahit. Rasa pahit itu berasal dari fermentasi gula menjadi alkohol. Rasa manis Durian itu bukannya tidak ada, tetapi hanya tidak menonjol. Tidak manisnya Durian itu menurut Razak, mungkin karena perawatannya yang kurang baik. Pohonnya tidak pernah dipupuk, pertumbuhannya ternaungi oleh pohon-pohon lain yang lebih besar. 

Karena ternaungi, ia kurang mendapat sinar matahari hingga kegiatan fotosintesanya kurang aktif. Akibatnya kurang menghasilkan gula yang bisa disimpan dalam daging buah. "Upaya untuk membuatnya manis, sulit," ungkap Razak. Alasarmya, banyak faktor yang harus dikendalikan. Antara lain yang sangat diperlukan adalah pemupukan P dan K, pemotongan pohonpohon yang menaungi pertumbuhannya, aerasi dan pengairan yang baik, dan lainlain. Seandainya pohon Durian itu tumbuh dalam pot drum, upaya memaniskan buahnya mungkin berhasil, karena penanganannya bisa dikontrol dengan baik dan teratur. Masalahnya, pohon itu sekarang sudah terlanjur tumbuh di kebun.

Asal usul varietas jambu besar, Citrus maxima, ini tidak diketahui secara pasti. Tapi menurut keterangan Harjito, salah seorang petani jambu, varietas tanaman ini sudah ada d.i desa Nambangan Kidul maupun Nambangan Lor (Magetan) sejak jaman dulu. Jeruk besar ini termasuk tipis kulitnya dibandingkan jambu-jambu lainnya. Kulit dalamnya juga tipis. Bahkan kalau sudah tua, antara buah yang sebenarnya dengan kulit arinya bisa dilepas. Sedangkan bijinya sedikit, malah sering-sering tidak ada," tutur Harjito, "jambu ini setelah dikupas, sebaiknya diangin-anginkan dulu, agar sedikit kering dan rasanya menjadi lebih enak." Di dataran rendah jambu ini cocok ditanam di dataran tendah dengan ketinggian sampai 300 dpl. 

Sebaiknya ditanam di tempat terbuka, sehingga bisa menerima sinar matahari secara penuh." kata Katiran, kepala Balai Pembibitan Hortikultura jiwan, Kabupaten Magetan, kepada Malina Dwiragupti dari Nature Today. Keistimewaan jambu Nambangan dibandingkan jambu sebangsanya, terletak pada daya tahannya yang mampu mencapai 3 bulan. "Kalau jambu lainnya hanya tahan disimpan seminggu, maka jambu Nambangan ini bisa sampai 3 bulan. Walaupun kulit luarnya terlihat keriput rasanya tidak jauh berbeda dengan jambu segar." katanya lagi jambu besar yang mulai berbuah sejak usia 5 tahun ini, asal dirawat dengan baik, usia produktifnya bisa mencapai lebih dari 25 tahun. Di batas usia itu, setiap pohon bisa menghasilkan 500 - 600 butir jambu per musim.

Saat ini, jambu Nambangan lebih banyak berkembang di Kecamatan Sukolilo, di wilayah Kabupaten Magetan. Sedangkan di tanah asalnya, Magetan, jambu yang masih menjadi tanaman pekarangan itu sudah berkurang jumlahnya. Dani seorang petani jambu Nambangan di wilayah Sukumoro menyatakan, di daerahnya yang paling cocok hanyalah tanaman jambu "Kita sudah mencoba tanaman tebu dan mangga, ternyata kurang cocok dan hasilnya kalah di-bandingkan jambu", tuturnya. Menurut Dani, yang sudah menanam jambu sejak tahun 1987 dan saat ini memiliki 198 batang pohon, daerah Sukolilo itu bagus untuk tanaman jambu. Perbedaan musim kemarau dengan musim hujan di sini sangat nyata. Sedangkan temperatur waktu siang tinggi, dan malam harinya rendah.

Musim buah jambu Nambangan berkisar antara April - Mei. Tapi tidak jarang di bulan Juni masih bisa ditemukan jambu, waiaupun jumlahnya tidak banyak. Sementara di wilayah asalnya, di kabupaten Magetan, musim jambu berlangsung antara bulan Juni/Juli dan bulan Desember/Januari. Bibit balai Pembibitan Hortikultura Jiwan, di kabupaten Magetan, setiap tahun menyediakan 5000 — 7000 bibit jambu Nambangan, dengan harga jual berdasarkan SK. Gubernur, Rp. 600 per bibit. Bibitnya dihasilkan secara okulasi, dengan batang bawah berasal dari jenis Junior. Di tempat pembibitan umum, harga per bibit cukup bervariasi. Bibit cangkokan berkisar antara Rp. 1,000,00 sampai Rp. 2.000,00. Kemudian hasil okulasi berkisar antara Rp. 750,00 sampai Rp. 1.500,00 dengan tinggi rata-rata bibit 50 cm.

Bermula dari satu pohon yang ditanam buyutnya Maulana. Jambu khas asal Desa Delanggu Camplong itu telah berkembang menjadi sekitar 20.000 pohon di Kabupaten Sampang. Sedangkan perbanyakannya dilakukan dengan cangkokan. Pohon induknya cuma satu,"kata Maulana. Tetapi dari pohon yang satu itulah, jambu camplong ini ditanam bibit cangkokannya dan dikebunkan orang di daerahnya. Kini pohon induknya sudah berumur sekitar 200 tahun, tetapi ia masih tumbuh di pekarangan rumahnya di Desa Delanggu Camplong Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang." Cara paling mudah memperbanyak jambu camplong dengan bibit cangkokan, menurut Maulana, merupakan cara yang paling mudah. Itu sudah lazim dikerjakan orang di daerahnya sejak jaman kakek buyutnya. Bibit cangkokan yang dimaksud adalah bibit yang dipaksa menumbuhkan akar pada cabang atau ranting tanaman induk, sebelum dipotong dan ditanam di lapangan sebagai bibit baru.

"Lama pencangkokannya hanya 25 sampai 40 hari," katanya lebih lanjut. Ia sudah puluhan tahun memperbanyak jambunya dengan cara itu. Proses pencangkokan yang singkat ini harus dikerjakan pada musim hujan. Kalau dilakukan pada musim hujan pertumbuhan akar pada bibit cangkokan lebih lama jadinya. "Kalau untuk keperluan sendiri, pilihlah cab,grig yang diameternya sekitar lima centimeter," kata Maulana memberi anjuran. Tetapi kalau bibitnya akan dijual, bisa diambil cabang yang diameternya sekitar dua centimeter atau sudah sebesar ibu jari orang dewasa.

Pohon jambu camplong yang berasal dari cangkokan. Camplong berlangsung di bulan Desember, Januari dan Februari. Di bulan-bulan inilah masa yang paling tepat mencangkok tanarnan atau menanam bibit di lapangan. Bungkusnya ditusuk-tusuk. Cabang yang akan dicangkok dipilih yang pertumbuhannya tegak ke atas. Sedangkan yang mendatar atau mengarah ke bawah tidak dipakai, karena tidak baik pertumbuhannya. "Kulitnya dikerat dengan pisau tajam yang bersih, dengan jarak keratan atas dan keratan bawah sekitar lima centimeter. Setelah itu kulit di antara kedua keratan itu dikelupas sehingga bersih dan terlihat kayunya. Lendir kambiumnya dibuang lalu diangin-anginkan selama sehari agar, kering." kata Maulana pada Nature Today siang itu. Di ujung bawah keratan dipasang bungkusan plastik dan diikat kuat-kuat. Bekas sayatan kemudian dibalut dengan tanah yang agak basah, lalu dibungkus dengan plastik tadi. Plastik ini kemudian diikat pada ujung keratan atas dengan tali kuat-kuat.

Setelah itu dinding luar plastik pembungkusnya ditusuk-tusuk agar berlubang-lubang. Tujuannya agar ke lembapan tanah pembalut media cangkokan tetap terjag dengan masuknya resapan air hujan melalui lubang-lubang itu. Bisa langsung ditanam sambil menunggu bibit cangkokan tumbuh dengan baik, lubang tanam dipersiapkan. Lubang tanam berukuran 75 cm x 75 cm x 75 cm diisi tanah bercampur pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 2:1. Cangkokan yang sudah tumbuh baik, oleh Maulana langsung ditanam di kebun setelah dipotong dari pohon induknya. Tanpa mengadaptasikannya lebih dulu di tempat pendederan, ternyata tanaman barunya itu bisa tumbuh secara baik.

Setelah 4 bulan, tanaman dipupuk dengan 1 kg Urea dan 1 kg TSP. Pupuk itu diberikan dalam lubang dangkal yang melingkari batang pokoknya sejauh 0,5 meter. Kalau pohonnya sudah tumbuh semakin baik dan membentuk tajuk yang rimbun, pemberian pupuk ditaburkan melingkar di bawah tajuk terluar dalam lubang dangkal. Pemupukan itu diulangi setiap 4 bulan sekali. Menginjak umur 2 tahun, pohon jambu asal cangkokan itu sudah belajar berbuah. Hasil buahnya per pohon masih sedikit. Mulai umur empat tahun, pemupukannya cukup dua kali setahun, dilakukan pada awal dan akhir musim hujan. 

Masing-masing sebanyak 5 kg Urea dan 5 kg TSP per pohon. Pupuk kandang juga diberikan tetapi Maulana tidak menentukan berapa banyak dan kapan waktunya. Setelah pohonnya berumur 5 tahun, hasil buahnya mulai banyak dan lebat, tetapi belum stabil. Hasil buah yang lebat dan stabil untuk setiap musimnya baru berlangsung setelah pohonnya berumur di atas 10 tahun. Jambu camplong seumur itu bisa setinggi 8 meer, tajuknya rindang dengan diameter sekitar 10 meter, dan biasanya bisa berbuah dua kali dalam setahun. Banyaknya berkisar antara 3.000 sampai 4.000 buah per pohon setiap kali panen.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Asam Kaba, Asam Manis Dari Sleman"

Posting Komentar