Tanaman Ketepeng Bermanfaat Sebagai Penumpas Jamur Dan Penghalus Kulit

Apanya yang berkhasiat ?

Ketepeng kebo mengandung asam krisofanat (atau dihidroksi metil antrakinon) yang bersifat penumpas jamur, krisarobin (hasil reduksi krisofanat), yang juga antijamur, dan tannin yang bersifat pengerut, penghalus kulit. Krisarobin itu kalau pekat bisa merusak kulit, tapi kalau encer tidak begitu runyam. Untung ada. tannin, yang mampu menutup dan menghaluskan lecet-lecet kulit. Maka, ketika krim salep dari daun ketepeng itu dibleskan pada kulit yang berkurap, ia sama sekali tidak "makan kulit".

Krim salep ketepeng kebo dibuat sebagai berikut. Beberapa helai daun dipipis di atas batu pipisan yang digilas dengan batu penggilas, sambil diperciki air secukupnya, sampai lumat berubah menjadi semacam bubur. Kalau tidak ada batu pipisan, boleh juga memakai lumpang berikut penumbuk (penggerus)nya, untuk melumatkan daun itu. Bubur daun kemudian ditetesi sari jeruk nipis dan diadukaduk sekali lagi supaya merata, sampai halus seperti krim salep. Inilah yang dioleskan pada kulit yang terserang kurap. 



Di Kendari, krim salep ini dipakai untuk menumpas lusung, semacam kudis yang disebabkan oleh jamur juga, Dan di Manado, krim salep ketepeng kebo yang dibuat seperti ini ditambah sari kunyit, dipakai menumpas kudis betul, skabies, yang disebabkan oleh tungau parasit kulit, Sarcoptes scahiei. Karena daun ketepeng kebo juga mengandung tannin, maka ia pun dimanfaatkan sebagai obat urus-urus seperti daun ketapang. Tetapi karena ia juga mengandung antrakinon (dalam krisofanat) yang anti cacing keremi, maka khasiatnya sebagai pencahar itu juga sekaligus bisa dimanfaatkan untuk menghalau cacing-cacing keremi.

Kalau hanya untuk urus-urus saja, 7 lembar daun ketepeng kebo segar cukup direbus bersama 2 gelas air saja, sampai mendidih dan dibiarkan mendidih terus sampai airnya tinggal kira-kira 1 gelas. Inilah yang kemudian diminum.Tetapi kalau maunya menghalau cacing keremi juga, terutama pada anak-anak, maka daun ketepeng 7 helai itu mesti direbus bersama daging buah asam 1 buku ibu jari dan 2 sendok teh serbuk akar kelembak Rheum officinale (Nature Today Maret 1990). Semuanya direbus dalam panci kecil dengan air 2 gelas sampai mendidih dan dibiarkan mendidih terus, sampai airnya tinggal 1 gelas. 

Asamnya memang tidak berkhasiat apa-apa, kecuali memberi rasa sedap nyaman pada jamu itu. Maklum, bau daun ketepeng memang memuakkan. Sedangkan serbuk kelembak, (yang dapat dibeli di warung jamu sebagai potongan-potongan akar kering, atau di apotik sebagai serbuk Rheum cortex), yang mengandung emodin, bersifat mengerutkan dinding usus, sampai merangsang orang untuk ngebet membuang air besar ke belakang. Sari rebusan ketiga unsur jamu itu kemudian disaring, untuk diminumkan pada anak yang keremian.

Khasiat Daun Beluntas Di kalangan masyarakat Jawa, daun ini biasa dimakan bersama kelapa parut dengan bumbu botok dalam lintingan daun pisang yang dipanggang, iris-irisan daun itu mampu mendorong keluarnya gas-gas tak berguna. Lalu meringankan perut kembung.Beluntas, Paederia foetida, yang belakangan direvisi namanya. Sosok tanaman daun kentut yang sedang merambat menjadi Paederia scandens, berupa perdu memanjat. Ia masih sefamili dengan kopi dan mengkudu, dari suku Rubiaceae. Batangnya yang lunak dan dipakai memanjat, hanya bergaris tengah setengah senti, tapi panjangnya bisa sampai 10 m. 

Biasanya ia dirambatkan pada pagar kebun pekarangan dan mau tumbuh subur kalau tempatnya cukup sinar matahari. Kalau ada yang tumbuh liar, kebanyakan juga merambat di tebing-tebing sungai yang bebas naungan. Sebagai warna asli Asia Timur Raya, termasuk Indria Bagian Timur, tanaman ini masih banyak yang tumbuh liar, sampai sekarang. Ia gampang sekali berbiak, hanya dengan stek (potongan) batang yang kecil seperti kawat itu. Helaian daun kehithutan (begitulah nama Sundanya), yang duduk tersebar pada batang dan cabang betbentuk lonjong, dengan ujung runcing. Kalau daun ini diremas-remas, baunya seperti hitut. Kalau kita lewat di dekat tanaman yang kebetulan kesinaran matahari penuh pun, bau itu akan tercium.

Gara-gara skutel, daun ini memang mengandung turunan senyawaan skutel dan indol, yang mudah menguap kalau suhunya panas. Kebetulan baunya seperti gas buangan hasil pencernaan protein dalam perut kita. skutel muncul dari pencernaan telur dan indol dari pencernaan daging. Sebenarnya skutel itu sendiri hanya merupakan isomer (bentuk lain) saja dari indol. skutel (nama pop bagi 3-metil-indol) inilah yang diduga berkhasiat meredakan kejang perut mulas oleh masuk angin.

Skutel dari kayu hati, Celtis reticulosa, sudah terbukti mampu mengendurkan ketegangan urat saraf daerah perut, sehingga dipakai sebagai obat mulas karena kejang perut, setelah dicampur dengan ketumbar kapulaga, skutel yang sama ini terdapat dalam daun Beluntas pula, dan diduga ia pun mampu mengendurkan urat perut dan usus halus, sehingga tidak mulas lagi. Masih merupakan dugaan, memang, karena belum ada penelitian ilmiah mengenai mekanisme kerja skutel Beluntas dalam meredakan kekejangan perut mulas, oleh suhu dingin itu.

Bagaimana resepnya?

Untuk memanfaatkan skutel daun Beluntas sebagai obat mulas oleh masuk angin, segenggam daun itu dipanggang di atas api kecil, lalu ditempelkan hangathangat pada perut bagian bawah (tempat usus halus) yang mulas itu, dan dibalut dengan handuk. skutel yang menenangkan saraf itu akan mengendurkan kejang "perut", sampai angin yang tadinya mengeras menjadi lembek. Dan rasa mulas akan hilang. Tingkat kemulasan yang belum parah biasanya sudah dapat sembuh oleh perlakuan ini. Tetapi kalau sudah lebih parah karena lama tidak diurus sampai keburu meradang, daun Beluntas harus diminum, air perasannya. 

Empat helai daun Beluntas dan empat helai daun lampes, Ocimum sanctum, segar ditumbuk dalam lumpang sampai menjadi bubur. Lalu semuanya dipindah ke dalam mangkuk untuk diremas-remas setelah dibubuhi air secangkir. Ampasnya di saring dan sari (air) saringannya yang ditampung dalam cangkir lain dibubuhi garam dapur seujung sendok teh dan dilarutkan benar-benar. Jamu yang agak kental ini kemudian diminum. Diperlukan minum beberapa kali, tapi setiap harinya hanya satu kali saja. Pengobatan dihentikan, kalau mulasnya perut sudah sembuh tuntas.

Sari daun lampes atau kemangi hutan, mengandung ocimene, yang juga bersifat menenangkan urat saraf. Dicampur dengan daun kentut, mereka berdua akan bahu-membahu melawan kekejangan. Kebersamaannya mirip adas-pulasari, yang senantiasa dipakai berduaan juga. Keampuhan daun Beluntas lampes yang diramu menurut resep itu juga bisa dipakai meredakan proctitis (radang dubur). Radang ini ditandai oleh seringnya ngebet ingin buang air besar, tapi pada saatnya kemudian tidak jadi. Kalaupun akhirnya jadi, hajatnya bercampur darah. 

Karena khasiatnya yang menenangkan itu pula, daun Beluntas-lampes juga dimanfaatkan untuk mengompres mata yang bengkak karena kepanasan. Untuk ini, resepnya agak berbeda. Empat helai daun Beluntas dan lampas itu direbus dalam panci, tapi tidak sampai mendidih airnya. Kalau air rebusan sudah panas suam-suam kuku, daun itu diangkat dari air dan dibungkus dengan sepotong kain, untuk kemudian dikompreskan pada mata yang sed ang bengkak. Semuanya dibiarkan sampai daun itu mendingin. Barulah diperbarui lagi. Pengompresans memang perlu dilakukan beberapa kali, sebelum mata sembuh benar.
Di Kalsel, bunga turi (Mangifera casturi) paling banyak dijumpai di Buleleng. Ada, memang yang tumbuh di tempat lain seperti Hilir Sungai Selatan dan Hilir Sungai Tengah, tapi jumlahnya sedikit. Di habitat aslinya, pohon mangga yang berat buahnya cuma 50-100 gram itu tumbuh di pinggir jalan. bunga turi biasa, paling istimewa Orang Buleleng mengenal lima jenis bunga turi yakni : bunga turi biasa, mawar, tuban, kulipisan /pelipisan dan bunga turi rawa-rawa. Yang paling enak dan manis bunga turi biasa. Padahal warnanya paling tidak menarik, ungu kehitam-hitaman (tidak cerah). Seratnya halus dan tahan disimpan lama. bunga turi mawar dan tuban warnanya lebih cerah daripada bunga turi biasa. Aromanya agak menyengat dan rasanya lebih masam. Keduanya tidak tahan disimpan lama karena teksturnya lembek.

Warna kulit bunga turi kulipisan dan rawa-rawa tetap hijau meskipun sudah masak. Rasanya agak manis, mendekati bunga turi biasa. Kulipisan tidak tahan disimpan. Sementara bunga turi rawa-rawa seratnya halus dan ukurannya lebih kecil daripada bunga turi biasa. Di Buleleng, bunga turi biasanya dipetik selagi masih muda dan dimakan sebagai cacapan , yakni teman makan nasi dengan campuran garam, cabai dan ikan asin. Atau, sebagai pencok, buah muda yang dimakan dengan kecap. Beda dengan mangga biasa, selama ini bunga turi hanya bisa diperbanyak lewat biji dan baru akan berbuah setelah tanaman berumur 20 tahun. Serbuan mangga lain dengan bibit okulasi yang bisa berbuah pada umur empat tahun semakin membuat orang enggan menanam mangga khas Buleleng ini. Padahal ia lebih tahan hama penggerek batang yang banyak menyerang pohon mangga di Kalsel. Jumlah buah per pohon bisa lebih dari tiga ribu.

Memang sudah ada yang memperbanyak lewat cangkok atau setek, tapi tidak berhasil. Kini Fakultas Pertanian Universitas Laksada Maju (Unlam) bekerjasama dengan Bank Indria mencoba teknik okulasi. "Okulasi diharapkan dapat mempercepat waktu berbuah mangga itu menjadi lima tahun," ujar Ir. Suranto, staf pengajar Unlam. Sayangnya, usaha pelestarian bunga turi ini tidak dilakukan secara khusus, tapi bersama-sama dengan jenis mangga lain. 

Okulasi batang bawah yang dipakai untuk okulasi yang dilakukan oleh Unlam, berupa bibit berasal biji, yang berumur 8- 10 minggu. Mata tunas yang akan menjadi batang atas diambil dari pohon induk jenis bunga turi yang diinginkan. Bisa bunga turi biasa, bunga turi kulipisan, mawar, rawa-rawa. Syaratnya, induk harus sudah pernah berbuah. Jika tidak, tanaman hasil okulasi berbuahnya tetap setelah umur 20 tahun. Selang 2-4 minggu setelah okulasi bibit dipindah ke polibag berdiameter 15 cm. Polibag diletakkan di tempat sejuk (75 % ternaungi) selama enam bulan, baru dipindah ke kebun.

Selain diokulasi, mangga bunga turi ini juga diperbanyak dengan grafting (penyambungan). Batang bawah berasal dari bibit hasil semaian biji bunga turi yang tahan penyakit, sedangkan batang atas berasal dari pucuk cabang pohon induk bunga turi yang benar-benar sudah pernah berbuah lebat dan enak. Itulah bunga turi, mangga khas Buleleng, Kendari Selatan. Kelangkaannya tampaknya menarik minat orang untuk melestarikan. Hal itu wajar sebab dengan kekhasannya, mangga bunga turi akan tetap diburu orang sebagai buah segar.

Unggas Yang Tetap Menguntungkan. Beternak bebek secara intensif (tanpa air) sangat menguntungkan. Untuk bukti , wartawan Nature Today berkunjung ke Kabupaten Hilir Sungai Utara, yang terkenal dengan bebek albino. Di sana usaha peternakan bebek sudah luar biasa besar volumenya dengan tataniaga dan spesifikasi yang rapi. Kota Kecamatan Albino terletak 6 km di sebelah selatan Ambengan, Ibu kota Kabupaten Hilir Sungai Utara, Kendari Selatan. Tiap Hari Rabu, Pasar Albino yang padat itu penuh dengan tumpukan telur bebek yang dihamparkan begitu saja. Selain telur, di pasar khusus bebek terbesar di Indria ini juga dijual ditaruh di keranjang bambu, bebek dara dan sapronak. 

Di Kabupaten Hilir Sungai Utara (HSU) sendiri, selain pasar Albino, sebenarnya masih ada beberapa pasar lain yang juga menjual bebek dan produk-produknya. Namun, pasar itu merupakan pasar umum. Bibit bebek, salah satu hambatan pengembangan lebih intenslf, lebih komerslal. Yang volume penjualan bebek dan produknya masih kalah dibanding dengan Albino. Di pasar Albino inilah tiap hari pasaran, para peternak menjual bebek, mulai dari bibit sampai telur konsumsi yang terkumpul selama seminggu. Jumlah telur yang bisa terjual di sana mencapai ratusan ribu butir per hari. Dan istimewanya, dalam satu hari itu (pasar berlangsung hanya sampai jam 12 siang) seluruh produk yang ada habis.

Menurut H. Mardi, pedagang telur yang biasa mangkal di pasar itu, ia bisa menjual sampai 5.000 butir tiap pasaran. Itu dalam kedaan biasa. Setelah panen padi, atau pada bulan Maulid dan Lebaran, jumlah telur yang bisa dijualnya lebih dari itu. "Pokoknya, asal modal untuk membeli telur ada, berapapun jumlah yang kita jual lagi akan habis," katanya. Padahal di pasar itu, penjual setingkat H Mardi cukup banyak jumlahnya. Data dari jumlah penjualan karcis pajak (mereka yang terkena pajak ialah yang menjual telur diatas 4.500 (butir) yang diperoleh dari petugas pasar itu mencapai ratusan lembar. Berarti pada hari pasaran itu terjual ratusan ribu butir telur. Selain telur, d.o.d (day old duck / anak bebek umur sehari) serta bebek dara yang dijual di sana pun tidak kalah banyak jumlahnya. Satu orang, rata-rata dapat menjual

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tanaman Ketepeng Bermanfaat Sebagai Penumpas Jamur Dan Penghalus Kulit"

Posting Komentar